Pengembangan Sumber Belajar
Menurut Association Educational Comunication and
Tehnology AECT (As’ari, 2007) sumber belajar yaitu berbagai atau semua sumber
baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan siswa dalam
belajar, baik secara terpisah maupun terkombinasi sehingga mempermudah siswa
dalam mencapai tujuan belajar.
Sumber belajar menurut AECT (Suratno, 2008)
meliputi semua sumber yang dapat digunakan oleh pelajar baik secara terpisah
maupun dalam bentuk gabungan, biasanya dalam situasi informasi, untuk
memberikan fasilitas belajar. Sumber itu meliputi pesan, orang, bahan,
peralatan, teknik dan tata tempat.
Sudjana (Suratno, 2008), menuliskan bahwa pengertian
Sumber Belajar bisa diartikan secara sempit dan secara luas. Pengertian secara
sempit diarahakan pada bahan-bahan cetak. Sedangkan secara luas tidak lain
adalah daya yang bisa dimanfaatkan guna kepentingan proses belajar mengajar,
baik secara langsung maupun tidak langsung.
Sumber
belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa data, orang dan
wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik
secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik
dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu.
Menurut Dirjen Dikti (1983: 12),
sumber belajar adalah segala sesuatu dan dengan mana seseorang mempelajari
sesuatu. Degeng (1990: 83) menyebutkan sumber belajar mencakup semua sumber
yang mungkin dapat dipergunakan oleh si-belajar agar terjadi prilaku belajar.
Sumber
belajar adalah semua sumber yang dapat dipakai oleh peserta belajar, baik
secara individual maupun kelompok untuk memudahkan terjadinya proses belajar
(Hamalik,1989).
Menurut Subandijah (1983:3),
Pengertian sumber belajar pada dasarnya merupakan suatu daya yang dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan proses belajar mengajar, baik langsung ataupun
tidak, baik sebagian atau keseluruhan. .
Berdasarkan beberapa pengertian di atas
maka dapat disimpulkan bahwa sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan
oleh guru dan siswa dalam mempelajari materi pembelajaran, sehingga dapat
memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran tersebut yang
mengorganisasikan berbagai sumber belajar ke dalam sistem pembelajaran untuk
memenuhi kebutuhan belajar.
A.
Peran Sumber
Belajar
Sumber
belajar yang beraneka ragam di sekitar kehidupan peserta didik, baik yang didesain
maupun non desain belum dimanfaatkan secara optimal dalam
pembelajaran. Sebagian besar guru kecenderungan dalam pembelajaran memanfaatkan
buku teks dan guru sebagai sumber belajar utama.
Dalam
pemanfaatan sumber belajar, guru mempunyai tanggung jawab membantu peserta
didik belajar agar belajar lebih mudah, lebih lancar, lebih terarah. Oleh sebab
itu guru dituntut untuk memiliki kemampuan khusus yang berhubungan dengan
pemanfaatan sumber belajar. Menurut Ditjend. Dikti (1983: 38-39), guru harus
mampu:
(a) Menggunakan
sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari.
(b) Mengenalkan dan menyajikan sumber belajar.
(c) Menerangkan
peranan berbagai sumber belajar dalam pembelajaran.
(d) Menyusun tugas-tugas penggunaan sumber
belajar dalam bentuk tingkah laku.
(e) Mencari sendiri bahan dari berbagai sumber.
(f) Memilih
bahan sesuai dengan prinsip dan teori belajar.
(g) Menilai keefektifan penggunaan sumber
belajar sebagai bagian dari bahan pembelajarannya.
(h) Merencanakan
kegiatan penggunaan sumber belajar secara efektif.
Di
samping kemampuan di atas, guru perlu
(1) Mengetahui
proses komunikasi dalam proses belajar, yang bahannya diperoleh dari teori komunikasi dan psikologi
pendidikan,
(2) Mengetahui
sifat masing-masing sumber belajar, baik secara fisik maupun sifat-sifat yang
ditimbulkan oleh faktor lain yang mempengaruhi sumber belajar tersebut,
(3) Memperolehnya, yaitu tahu benar di mana
lokasi suatu sumber dan bagaimana cara
memberikan pelayanannya. Kemampuan tersebut dimaksudkan untuk memberikan
gambaran bahwa guru perlu menyadari pentingnya kemampuan-kemampuan khusus yang
dikembangkan bila menginginkan proses belajar mencapai sasaran yang optimal.
Sumber
belajar mempunyai peran yang sangat erat dengan pembelajaran yang dilakukan. Adapun
peranan tersebut dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Peranan sumber belajar dalam pembelajaran
Individual.
Pola komunikasi dalam belajar individual sangat
dipengaruhi oleh peranan sumber belajar yang dimanfaatkan dalam proses belajar.
Titik berat pembelajaran individual adalah pada peserta didik, sedang guru
mempunyai peranan sebagai penunjang atau fasilitator. Sehingga peranan sumber
belajar sangat penting, pola komunikasi dalam pembelajaran individual adalah
sebagai berikut:
Dalam
pembelajaran individual terdapat tiga pendekatan yang berbeda yaitu :
1) Front line teaching method, dalam
pendekatan ini guru berperan menunjukkan sumber belajar yang perlu
dipelajari.
2)
Keller Plan, yaitu
pendekatan yang menggunakan teknik personalized system of instruksional (PSI) yang
ditunjang dengan berbagai sumber berbentuk audio visual yang didesain khusus
untuk belajar individual.
3)
Metode
proyek, peranan guru cenderung sebagai penasehat dibanding
pendidik, sehingga peserta didiklah yang bertanggung jawab dalam memilih, merancang
dan melaksanakan berbagai kegiatan belajar.
Selain itu, Sumber belajar hendaknya dirancang
berdasarkan prinsip:
(a) Dialog, drama, diskusi yang
disajikan menarik melalui permainan,
kombinasi warna dan suara.
(b) Persuasif dan bukan menggurui
atau mendikte.
(c) Pemilihan sumber belajar yang
tepat.
(d) Bentuk sajiannya singkat, padat,
jelas dan menyeluruh.
Dalam pembelajaran individual,
peranan guru dalam interaksi dengan peserta didik lebih banyak sebagai konsultan,
pengelola belajar, pengarah, pembimbing, penerima hasil kemajuan belajar
peserta didik. Waktu yang digunakan untuk melaksanakan tugas dalam pembelajaran
individual 10% dari total waktu belajar, oleh sebab itu frekuensi pertemuannya
jarang sekali.
b. Peranan Sumber Belajar dalam
Belajar Klasikal
Pola komunikasi dalam belajar klasikal yang
dipergunakan adalah komunikasi langsung antara guru dengan peserta didik. Hasil
belajar sangat tergantung oleh kualitas guru, karena guru merupakan sumber belajar
utama. Sumber lain seolah-olah tidak ada peranannya sama sekali, karena
frekuensi belajar didominasi interaksinya dengan guru.
Pemanfaatan sumber belajar selain
guru, sangat selektif dan sangat ketat di bawah petunjuk dan kontrol guru. Di
samping itu guru sering memaksakan penggunaan sumber belajar yang kurang
relevan dengan ciri-ciri peserta didik dan tujuan belajar, hal ini terjadi
karena sumber belajar yang tersedia terbatas. Peranan Sumber Belajar secara
keseluruhan seperti terlihat dalam pola komunikasinya selain guru rendah.
Keterbatasan penggunaan sumber belajar terjadi karena metode pembelajaran yang
utama hanyalah metode ceramah. Menurut Percipal and Ellington (1984), bahwa
perhatian yang penuh dalam belajar dengan metode ceramah (attention spannya)
makin lama makin menurun drastis. Misalnya dalam 50 menit belajar, maka pada
awal belajar attention spannya berkisar antara 12-15 menit, kemudian makin
mendekati akhir pelajaran turun menjadi 3-5 menit. Maka dari itu, jelaslah
bahwa guru harus pandai memilih dan mengkombinasikan metode pembelajaran dengan
belajar yang ada.
c. Peranan Sumber Belajar dalam Belajar Kelompok
Pola komunikasi dalam belajar kelompok, menurut Derek
Rowntere dalam bukunya Educational Technologi in Curriculum Development (1982),
menyajikan dua pola komunikasi yang secara umum ditetapkan dalam belajar yaitu
pola:
a.
Gurulah yang mengontrol kegiatan diskusi
siswa. Pola dasarnya adalah serangkaian dialog antara guru dengan setiap
individu, dengan cara seperti ini maka interaksi antara siswa dengan siswa
relatif kecil dibandingkan dengan pola
b.
Pola multi komunikasi, karena komunikasi dapat
dilakukan dari dan ke berbagai arah.
Kedua pola
ini dapat diterapkan dengan cara:
a. Buzz sessions (diskusi singkat) adalah
kemampuan yang diperoleh peserta didik untuk didiskusikan singkat sambil jalan.
Sumber belajar yang digunakan adalah materi yang digunakan sebelumnya.
b. Controllet discussion (diskusi dibawah
kontrol guru), sumber belajarnya antara lain adalah bab dari suatu buku, materi
dari program audio visual, atau masalah dalam praktek laboratorium
c. Tutorial adalah belajar dengan guru
pembimbing, sumber belajarnya adalah masalah yang ditemui dalam belajar,
harian, bentuknya dapat bab dari buku, topik masalah dan tujuan instruksional
tertentu.
d. Team project (tim proyek) adalah suatu
pendekatan kerjasama antar anggota kelompok dengan cara mengenai suatu proyek
oleh tim.
e. Simulasi
(persentasi untuk menggambarkan keadaan yang sesungguhnya).
f. Micro
teaching, (proyek pembelajaran yang direkam dengan video).
g. Self helf group (kelompok
swamandiri)
Pentingnya
peran sumber belajar mengharuskan para
pendidik untuk lebih kreatif dan inovatif dalam memanfaatkan sumber belajar
yang ada. Sumber belajar merupakan alat yang dapat membantu proses pembelajaran
yang memang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran.
Pemanfaatan sumber belajar merupakan upaya kreatif dan sistematis untuk
menciptakan pengalaman yang dapat membelajarkan peserta didik, sehingga pada
akhirnya dihasilkan lulusan yang berkualitas sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Pemanfaatan sumber belajar yang optimal perlu didasarkan pada kebermaknaan dan
nilai tambah yang dapat diberikan kepada peserta didik melalui suatu pengalaman
belajar yang menggunakan sumber belajar dan media pembelajaran.
C. Fungsi
Sumber Belajar
1.
Meningkatkan
produktivitas pembelajaran dengan jalan:
(a) mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk
menggunakan waktu secara lebih baik dan
(b) mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi,
sehingga dapatlebih banyak membina dan mengembangkan gairah.
2.
Memberikan
kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual, dengan cara:
(a)
mengurangi kontrol guru yang kaku dan
tradisional; dan
(b) memberikan kesempatan bagi siswa untuk
berkembang sesuai dengan kemampuannnya.
3.
Memberikan
dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan cara:
a.
perancangan
program pembelajaran yang lebih sistematis; dan
b.
pengembangan
bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian.
Lebih memantapkan pembelajaran, dengan jalan:
c.
meningkatkan
kemampuan sumber belajar;
d.
penyajian
informasi dan bahan secara lebih kongkrit.
4.
Memungkinkan
belajar secara seketika, yaitu:
(a) mengurangi kesenjangan antara pembelajaran yang
bersifat verbal dan abstrak dengan
realitas yang sifatnya kongkrit;
(b) memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung.
5.
Memungkinkan
penyajian pembelajaran yang lebih luas, dengan menyajikan informasi yang mampu
menembus batas geografis.
Fungsi-fungsi
di atas sekaligus menggambarkan tentang alta arti penting sumber belajar untuk kepentingan proses
dan pencapaian hasil pembelajaran siswa.
D. Klasifikasi
Sumber Belajar
Sumber
belajar diklasifikasikan berdasarkan
tujuan pemakaian dan karakteristik jenis media. Terdapat lima model klasifikasi
yaitu menurut: (1) Wilbur Schramm, (2) Gagne, (3) Allen, (4) Gerlach dan Ely,
dan (5)Ibrahim.
Menurut Schramm, media digolongkan menjadi media rumit, mahal, dan
media sederhana. Schramm juga mengelompokkan media menurut kemampuan daya
liputan, yaitu:
(1) liputan luas dan serentak seperti TV, radio,
dan facsimile;
(2) liputan terbatas pada ruangan, seperti film,
video, slide, poster audio tape;
(3) media untuk belajar individual, seperti
buku, modul, program belajar dengan komputer dan telpon.
Menurut
Gagne, media diklasifikasi menjadi tujuh kelompok, yaitu benda untuk didemonstrasikan,
komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar bergerak, film bersuara, dan
mesin belajar. Ketujuh kelompok media pembelajaran tersebut dikaitkan dengan
kemampuannya memenuhi fungsi menurut hirarki belajar yang dikembangkan, yaitu
pelontar stimulus belajar, penarik minat belajar, contoh prilaku belajar, member
kondisi eksternal, menuntun cara berpikir, memasukkan alih ilmu, menilai
prestasi, dan
pemberi umpan balik.
Menurut
Allen, terdapat sembilan kelompok media, yaitu: visual diam, film,
televisi, obyek tiga dimensi,
rekaman, pelajaran terprogram, demonstrasi, buku teks cetak, dan sajian lisan.
Di samping mengklasifikasikan, Allen juga mengaitkan antara jenis media
pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Allen melihat bahwa,
media tertentu memiliki kelebihan untuk tujuan belajar tertentu tetapi lemah untuk
tujuan belajar yang lain. Allen mengungkapkan enam tujuan belajar, antara lain:
info faktual, pengenalan visual, prinsip dan konsep, prosedur, keterampilan,
dan sikap. Setiap jenis media tersebut memiliki perbedaan kemampuan untuk mencapai
tujuan belajar; ada tinggi, sedang, dan rendah.
Menurut
Gerlach dan Ely, media dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri fisiknya
atas delapan kelompok, yaitu benda
sebenarnya, presentasi verbal, presentasi grafis, gambar diam, gambar bergerak,
rekaman suara, pengajaran terprogram, dan simulasi. Menurut Ibrahim, media
dikelompokkan berdasarkan ukuran serta kompleks tidaknya alat dan
perlengkapannya atas lima kelompok, yaitu media tanpa proyeksi dua dimensi;
media tanpa proyeksi tiga dimensi; media audio; media proyeksi; televisi,
video, komputer.
Berdasarkan
pemahaman atas klasifikasi sumber belajar tersebut, akan mempermudah para guru
atau praktisi lainnya dalam melakukan pemilihan sumber belajar yang tepat pada
waktu merencanakan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Pemilihan
sumber belajar yang disesuaikan dengan tujuan, materi, serta kemampuan dan
karakteristik pebelajar, akan sangat menunjang efisiensi dan efektivitas proses
dan hasil pembelajaran
Pemanfaatan Sumber Belajar
Lingkungan merupakan
salah satu sumber belajar yang amat penting dan memiliki nilai-nilai yang
sangat berharga dalam rangka proses pembelajaran siswa. Lingkungan dapat
memperkaya bahan dan kegiatan belajar. Lingkungan yang dapat dimanfaatkan
sebagai sumber Belajar terdiri dari
a.
Lingkungan
sosial
Lingkungan
sosial dapat digunakan untuk memperdalam ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan
sedangkan lingkungan alam dapat digunakan untuk mempelajari tentang
gejala-gejala alam dan dapat menumbuhkan kesadaran peserta didik akan cinta
alam dan partispasi dalam memlihara dan melestarikan alam.
Pemanfaatan
lingkungan dapat ditempuh dengan cara melakukan kegiatan dengan membawa peserta
didik ke lingkungan, seperti survey, karyawisata, berkemah, praktek lapangan
dan sebagainya. Bahkan belakangan ini berkembang kegiatan pembelajaran dengan
apa yang disebut out-bond, yang pada dasarnya merupakan proses pembelajaran
dengan menggunakan alam terbuka.
Di samping
itu pemanfaatan lingkungan dapat dilakukan dengan cara membawa lingkungan ke dalam
kelas, seperti : menghadirkan nara sumber untuk menyampaikan materi di dalam
kelas. Agar penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar berjalan efektif, maka
perlu dilakukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi serta tindak lanjutnya
b.
Lingkungan fisik (alam)
Lingkungan
alam atau lingkungan fisik adalah segala sesuatu yang sifatnya alamiah, seperti
sumber daya alam (air, hutan, tanah, batu-batuan), tumbuh-tumbuhan dan hewan
(flora dan fauna), sungai, iklim, suhu, dan sebagainya.Lingkungan alam sifatnya
relatif menetap, oleh karena itu jenis lingkungan ini akan lebih mudah dikenal
dan dipelajari oleh anak. Sesuai dengan kemampuannya,
Anak dapat
mengamati perubahan-perubahan yang terjadi dan dialami dalam kehidupan
sehari-hari, termasuk juga proses terjadinya. Dengan mempelajari lingkungan
alam ini diharapkan anak akan lebih memahami gejala-gejala alam yang terjadi
dalam kehidupannya sehari-hari, lebih dari itu diharapkan juga dapat menumbuhkan
kesadaran sejak awal untuk mencintai alam, dan mungkin juga anak bisa turut berpartisipasi
untuk menjaga dan memelihara lingkungan alam.
- hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat memilih sumber belajar adalah seperti berikut.
1. Tujuan
yang ingin dicapai
Masing-masing
sumber belajar memiliki kelebihan dan kekurangan. Karenanya, terdapat sejumlah
tujuan yang ingin dicapai, dengan menggunakan sumber belajar. Apakah sumber
belajar dipergunakan untuk menimbulkan
motivasi, untuk keperluan pengajaran, untuk keperluan penelitian, atau
memecahkan masalah?
2. Ekonomis
Ekonomis
apabila dapat digunakan oleh banyak orang, dalam kurun waktu yang relatif lama,
serta pesan yang terkandung lebih dapat dipertanggungjawabkan kadar ilmiahnya,
seperti penayangan program kuliah jarak jauh melalui sumber belajat TV, dengan
menampilkan seorang pakar yang representatif.
3. Praktis
dan sederhana
Sumber
belajar yang praktis dan sederhana, yang tidak memerlukan peralatan dan
perawatan khusus tidak sulit dicari, tidak mahal harganya, dan tidak memerlukan
tenaga terampil yang khusus, adalah sumber belajar yang harus mendapatkan
prioritas utama dan pertama.
4. Mudah
didapat
Sumber
belajar yang tidak baik adalah yang ada di sekitar kita dan mudah didapat. Kita
tidak perlu membeli produk luar negeri atau memproduksi sendiri. Bila di
sekitar kita atelah tersedia dan tinggal menggunakan, maka hal yang penting
adalah sesuaikan sumber belajar tersebut dengan tujuan yang ingin dicapai.
5. Fleksibel
atau luwes
Sumber
belajar yang baik harus dapat dimanfaatkan dalam berbagai kondisi dan situasi.
Semakin fleksibel, maka akan semakin mendapat prioritas untuk dipilih.